Jumat, 29 September 2017

Mengenal Bioteknologi; Sejarah dan Perkembangannya

Ilustrasi sejarah bioteknologi

Bioteknologi merupakan sebuah cabang ilmu yang mempelajari cara memanfaatkan makhluk hidup tertentu dan produknya untuk menghasilkan suatu produk baru. Walaupun pada awalnya bioteknologi terbatas pada lingkup biologi, kini ia semakin berkembang ke ilmu terapan lain seperti genetika, mikrobiologi, komputer, biokimia, kima, biologi molekuler, dan sebagainya. Nah, tentunya penasaran dong dengan asal usul dari bioteknologi ini? Sejak kapan sih ia bermula dan mulai dikembangkan oleh manusia? Yuk, simak sejarah singkat bioteknologi berikut ini.

Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi

Sejak ribuan tahun silam, manusia sudah mengenal penerapan bioteknologi sederhana. Contohnya paling banyak ditemukan di bidang teknologi pangan, seperti pembuatan roti, bir atau keju. Ranah bioteknologi pun semakin berkembang ke bidang lain, seperti pertanian di mana dilakukan pemuliaan tanaman guna menciptakan varietas-varietas unggul. Dibidang biologi pun demikian, dilakukan pemuliaan hewan, terutama hewan-hewan yang bermanfaat bagi manusia seperti sapi dan kambing.

Sementara itu dibidang medis, pengetahuan tentang bioteknologi memudahkan para ahli medis mencari obat untuk suatu penyakit , serta menciptakan vaksin, insulin dan antibiotik. Salah satu tonggak sejarah bioteknologi dibidang medis adalah saat ditemukannya bioreaktor oleh Louis Pasteur, sehingga antibiotik dan vaksin bisa diproduksi dalam jumlah besar. 

Seiring berjalannya waktu, ilmu bioteknologi semakin berkembang pesat , terutama di negara-negara maju. Hasilnya, kini rekayasa teknologi bisa dilakukan, seperti kultur jaringan, rekayasa genetika, kloning, DNA rekombinan, perkembangbiakan sel induk, dan sebagainya. Teknologi seperti itu diharapkan lambat laun membantu manusia menyembuhkan beragam penyakit genetis dan kronis yang belum ada obatnya, seperti HIV AIDS atau kanker.

Tidak hanya dibidang kedokteran, perkembangan kemajuan bioteknologi juga berperan di bidang lain, misalnya pangan. Dengan merekayasa gen, DNA rekombinan dan kultur jaringan, petani bisa memproduksi tanaman yang unggul, lebih bergizi dan tahan hama penyakit. Meskipun banyak memiliki nilai positif, kemajuan bioteknologi ini tak pernah sepi dari kritik dan kontroversi dari berbagai golongan, seperti dari golongan religius, golongan pecinta dan pelindung hak-hak hewan dan sebagainya.

Untuk lebih memahami perkembangan sejarah bioteknologi, mari simak garis waktu sejarah dan perkembangan bioteknologi berikut ini :

· 8000 SM : Manusia mampu mengumpulkan benih untuk ditanam kembali. Bangsa Mesir, Romawi, dan Babilonia kuno mengawinsilangkan satu jenis hewan (misalnya jenis kambing satu dengan lainnya) guna menciptakan hewan ternak berkualitas.
· 6000 SM : Manusia bisa membuat minuman beralkohol melalui proses fermentasi tumbuhan (anggur, gandum, buah ara, dan sebagainya), memanfaatkan ragi untuk membuat tempe, dan membuat roti.
·  4000 SM : bangsa Tionghoa sudah bisa memanfaatkan bakteri asam laktat untuk membuat keju dan yoghurt.
·  1500 M : Mulai dilakukan pengumpulan dan klasifikasi awal tumbuhan diseluruh dunia.
·  1665 M : Ditemukannya sel melalui mikroskop di Inggris oleh Robert Hooke.
· 1800 M : Vavilov mempu melakukan penelitian yang komprehensif terkait proses perkembangbiakan hewan.
·     1880 M : Ditemukan mikroorganisme.
·    1856 M : Ditemukan genetika tumbuhan rekombinan oleh Gregor Mendel. Ia juga menemukan hukum terkait penurunan sifat induk pada keturunannya.
·    1919 M : Istilah bioteknologi pertama dipopulerkan oleh Karl Ereky, seorang Insinyur dari Hongaria.
·      1970 M : Peneliti AS menemukan enzim yang bisa dimanfaatkan untuk memotong gen.
·       1975 M : Pengembangan metode produksi antibodi monoclonal.
·       1978 M : Pembuatan insulin dengan bakteri dari usus besar.
·       2000 M : Rampungnya proyek Human Genome Project.



Bidang biologi telah megalami revolusi sejak awal abad yang lalu. Revolusi tersebut telah melahirkan suatu bidang ilmu baru, yaitu bioteknologi. Bioteknologi membawa kita dari dunia industry proses dan kimiawi menuju kedunia rekayasa produk bahan alami.  Sebagai salah satu bidang teknologi, bioteknologi menjanjikan serta memiliki potensi yang besar dalam mengubah hidup individu (Diaz, 2008). 

Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 2007). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang Bioteknologi. Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai berikut:
    

Menurut Nurcahyo, (2011), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.

Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa (Nurcahyo, 2011).

Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus (Nurcahyo, 2011).

Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya seperti; enzim.

Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa (Nurcahyo, 2011).

Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan industri (Nurcahyo, 2011).



Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan sebagai berikut:
“Bio” memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi; organisme bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).

“Tekno” memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk rancang bangun suatu bioreaktor. Cakupan teknik disini sangat luas antara lain; teknik industri dan kimia (Nurcahyo, 2011).

“Logi” memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang mencakup; biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut pandang biologi (biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan (applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika. Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang (disiplin) ilmu (interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang dapat menguasai seluruh aspek bioteknologi (Nurcahyo, 2011). Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras, anggur, susu dsb. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau penyusunan oleh agen hayati.
Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.
 


0 komentar:

Posting Komentar