Deoxiribo Nucleic Acid

Biotechnology is an industrial process that uses the scientific research on DNA for practical benefits.

Plant Biotechnology

Plant biotechnology is a set of techniques used to adapt plants for specific needs or opportunities

Marine Biotechnology

Marine biotechnology studies the marine resources of the world.

Modern Biotechnology

Modern biotechnology is used to distinguish newer applications of biotechnology, such as genetic engineering and cell fusion from more conventional methods such as breeding, or fermentation.

Traditional Biotechnology

Traditional biotechnology is the use of natural organisms by humans to create or modify foods or other useful products.

Minggu, 12 November 2017

KITA SEMUA AKAN MATI : MUSHROOM BURIAL SUIT

Jae Rhim Lee, creator Infinity Project

Mushroom Burial Suit

Pembahasan Burial Inovation dengan sub tema yang kedua mengenai pakaian. Apa hubungan nya pakaian dengan kematian? Lalu, pakaian seperti apa yang dimaksudkan? Pastilah beberapa dari kalian melontarkan pertanyaan seperti diatas. Sebutlah saja pembahasan kali ini dengan desain baju untuk menghadapi kematian. Project ini dinamakan Infinity Project Jae Rhim Lee. Mari kita bahas secara mendetail.
Ketika manusia meninggal, jasad tersebut basanya akan dimakamkan, dikubur kedalam tanah, menghanyutkannya ke sungai atau laut dan sebagian lagi ada yang membakarnya yang disebut dengan proses kremasi. Dengan berkembang teknologi dan proses pembangunan yang semakin maju, dirasa proses pemakan yang telah dilakukan sejak zaman dahulu itu dianggap kurang efektif oleh sebagian orang. Jae Rhim Lee pada tahun 2011 merancang sebuah pemakaman yang disebut dengan eco friendly. Jae Rhim Lee berpendapat bahwa ketika jasad manusia yang akan dimakamkan kedalam tanah, jasad tersebut biasanya akan menguraikan berbagai macam senyawa yang terdapat didalamnya. Senyawa-senyawa tersebut juga banyak yang mengandung racun. Racun yang dikeluarkan dari satu jasad manusia akan terurai dan akan menyebar kelingkungan diserap oleh tumbuhan kemudian ke hewan dan akhirnya balik kemanusia lagi. Proses pemakaman dengan cara menghanyutkan jasadnya ke laut atau kesungai juga tidak baik, karena akan mencemari air akibat kontaminasi dari pembusukan jasad tersebut sehingga ekosistem yang terdapat di air menjadi terganggu, selain itu dapat menyebarkan penyakit juga kepada manusia. Kemudian apabila pemakaman dengan proses kremasi juga dianggap kurang efektif . karena proses kremasi yang dilakukan biasanya akan meneluarkan karbon dan gas sisa-sisa pembuangan dari jasad yang telah dibakar. Kemudian akan dibuang ke udara. Hal ini menyebabkan lingkungan menjadi tercemar.
Jae Rhim Lee berfikir bahwasanya, ketika ia meninggal dia ingin jasadnya dapat bermanfaat bagi lingkungan. Kemudian ia merancang sebuah projek yang disebut dengan infinity project. Projek ini menggunakan bahan utama berupa jamur. Jamur yang digunakan yaitu berupa jamur yang dapat dimakan. Kenapa menggunkaan jamur yang dapat dimakan?? Jae Rhim Lee ingin membuat ketika jasad yang dikurbur menjadi lebih bermanfaat dengan ketika jamur tersebut akan tumbuh dan dimanfaatkan oleh hewan dan manusia. Jae Rhim Lee memilih jamur dengan kualitas yang baik, yaitu memiliki enzim pendegradasi tubuh makhluk hidup dengan cepat, kemudian yang memiliki kemampuan tumbuh dengan baik. Selain itu, jamur tersebut dapat menguraikan racun yang dihasilkan oleh jasad manusia tersbut sehingga jasad tersebut menjadi ramah lingkungan.
Uji pendahuluan yang ia lakukan yaitu dengan cara mengumpulkan tiga bagian tubuh pada cawan petri yaitu, rambut, kulit mati dan kuku. Ketiga sampel tersebut di beri jamur dan kemudian diamati proses dekomposisi yang paling cepat pada tiap-tiap sampel. Jae Rhim Lee melakukan uji pendahuluannya dengan beragai macam jamur, sehingga didapati yaitujamur edible atau jamur yang dapat dimakan. Lalu bagaiman cara menggunakan jamur tersebut pada jasad yang akan dimakamkan??

Jae Rhim Lee membuat sebuah rancangan berupa pakaian untuk jasad yang telah di design secara detil yang disebut dengan “Mushroom Death Suit”. Pakaian ini dirancang dengan cara membuat pola garis putih yang tersebar secara merata diseluruh tubuh. Pola yang dibentuk seperti urat-urat yang melingkar pada bagian tubuh, pola garis putih tersebut merupakan rongga yang berisikan spora jamur edible didalamnya. Spora tersebut diberi nutrisi supaya tetap hidup dan tumbuh. Nutrisi yang diberikan pada jamur tersebut diletakan didalam baju dan terletak diseluruh bagian tubuh. Ketika jasad tersebut dikuburkan, maka spora jamur yang terdapat dalam pakaian tersebut akan tumbuh dan berkembang sehingga akan membantu proses dekomposisi menjadi lebih cepat pada jasad tersebut selain itu hal yang terpenting adalah raun yang dikeluarkan oleh tubuh manusia akan diuraikan oleh jamur tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. 

KITA SEMUA AKAN MATI : HUMAN COMPOSTING


Ilustration credit by google.com

Postingan kali ini akan membahas mengenai Burial Inovation. Sebelum melangkah lebih dalam, pernah kah terbesit dalam benak kita semua bahwa setelah dikehidupan sekarang kita akan menjadi apa nantinya? Akan mejadi apa kita kelak (setelah kematian)? Apa yang akan terjadi pada tubuh kita setelah meninggal?
Secara sekilas pasti berpikir bahwa, ketika kematian datang hal yang pasti dan mungkin terjadi adalah Pusara sebagai tempat istirahat terakhir kita.
Baiklah, disini kita memposisikan sebagai  jalan tengah  antara pemikiran yang awam dan inovasi teknologi terbarukan. Terlepas dari keyakinan yang kita pegang teguh, satu yang pasti adalah sharing mengenai hal yang berbau pengetahuan itu tidaklah menyalahi aturan apapun bahasannya.
Terkait dengan pembahasan mengenai Burial Inovation ini, ada dua sub tema yang akan dibahas. Yang pertama adalah HUMAN COMPOSTING dengan pembicara Katrina Spade.

HUMAN COMPOSTING
Pemakaman konvensional masih menjadi hal yang diminati dan dilakukan hingga saat ini. Di wilayah Amerika saja, hampir 50 persen orang Amerika memilih pemakaman konvensional.
Pemakaman secara konvensional ini tentu memaka banyak lahan tanpa disadari semakin hari semakin berkurang lahan didunia ini. Pada beberapa tempat, kita tidak bisa membeli banyak lahan dengan berapa pun banyaknya uang yang dimiliki. Akibatnya, kremasi menjadi hal yang diminai setelah pemakaman dengan cara konvensional. Tentunya, kremasi ini bukan satu –satunya jalan sebagai sebuah solusi.  Kremasi akan menghancurkan potensi dari tubuh kita yang harus kita berikan kembali ke bumi setelah kita meninggal. Ini menggunakan proses energi intensif untuk mengubah tubuh menjadi abu. Pada akhirnya akan mencemari udara dan berkontribusi (besar) terhadap perubahan iklim.

Saat mati, yang kita tinggalkan di dunia ini adalah, RACUN!
Praktek penguburan modern kita dirancang untuk mencegah proses alami yang terjadi pada tubuh setelah kematian. Dengan kata lain, ini dimaksudkan untuk mencegah kita membusuk. Tapi sebenarnya, alam itu benar-benar sangat baik dalam hal kematian. Ketika bahan organik mati di alam, mikroba dan bakteri memecahnya menjadi tanah kaya nutrisi yang melengkapi siklus hidup. Di alam, kematian menciptakan kehidupan. Hal yang terbesit adalah, Merancang kembali perawatan kematian. Bisakah saya membuat sistem yang bermanfaat bagi bumi dan yang digunakan alam sebagai panduan daripada sesuatu yang harus ditakuti? Ide ini tercetus salah satunya melalui petani. Petani telah mempraktikkan sesuatu yang disebut pengomposan mortalitas ternak selama beberapa dekade. Pengomposan mortalitas adalah di mana kita mengambil hewan tinggi nitrogen dan menutupinya dengan bahan pengomposan  yang mengandung karbon tinggi. Proses ini merupakan proses aerobik sehingga membutuhkan oksigen, dan membutuhkan banyak kelembaban juga. Pada setup yang paling mendasar, seekor sapi ditutupi beberapa senti keripik kayu, yang memiliki karbon tinggi, dan ditinggalkan di luar untuk alam, karena angin sepoi-sepoi memberi oksigen dan hujan untuk memberi kelembaban. Dalam waktu sekitar sembilan bulan, yang tersisa hanyalah kompos yang kaya nutrisi. Daging telah didekomposisi seluruhnya, seperti juga tulangnya. Jadi pada dasarnya, yang perlu kita lakukan hanyalah menciptakan lingkungan yang tepat bagi alam untuk melakukan tugasnya. Ini seperti kebalikan dari sabun antibakteri. Alih-alih melawannya, kita membersihkan mikroba dan bakteri dengan tangan terbuka. Makhluk kecil dan menakjubkan ini memecah molekul menjadi molekul dan atom mollerules yang lebih kecil, yang kemudian digabungkan dengan molekul baru. Dengan kata lain, sapi itu ditransformasikan. Ini bukan lagi sapi. Sudah siklusnya kembali ke alam.

REPLICABLE, SCALABELE, NON-PROFIT, MODEL URBAN
Berdasarkan prinsip-prinsip pengomposan mortalitas ternak yang akan membawa manusia dan mengubahnya menjadi tanah. Ini adalah tujuan kami untuk membangun fasilitas pengomposan manusia skala penuh pertama di kota Seattle. Bayangkan saja, sebagian taman umum, bagian rumah pemakaman, memorial bagian dari orang-orang yang kita cintai, tempat dimana kita bisa berhubungan kembali dengan siklus alam dan merawat tubuh dengan kelembutan dan rasa hormat. Infrastrukturnya sederhana. Di dalam inti vertikal, badan dan serpihan kayu mengalami dekomposisi alami atau pengomposan yang cepat, dan diubah menjadi tanah. Prosesnya adalah:
1. Saat seseorang meninggal, tubuh mereka dibawa ke fasilitas pengomposan manusia
2. Setelah membungkus almarhum dalam kafan sederhana, teman dan keluarga membawa tubuh ke puncak inti, yang berisi sistem penguraian alami.
3. Selama peletakan dalam upacara, mereka dengan lembut menempatkan tubuh ke dalam inti dan menutupinya dengan serpihan kayu.
4. Ini memulai transformasi lembut dari manusia ke tanah.
5. Selama beberapa minggu ke depan, tubuh terurai secara alami. Mikroba dan bakteri turunkan karbon, lalu protein, untuk menciptakan zat baru, tanah yang kaya dan bersahaja.
6. Tanah ini bisa digunakan untuk menumbuhkan kehidupan baru.

Apa yang dapat kita ambil dari pembahasan ini?

Human composting ini memiliki manfaat baik bagi lingkungan maupun untuk manusia, yaitu: hewan/mayat manusia dimasukkan kedalam sebuah tanah yang terletak digedung tinggi sekitar tiga lantai yang tanah tersebut telah disisipkan cip berisi mikroba agar dapat mendekomposer mayat tersebut. Tempat penyimpanan mayat tersebut tersambung kedalam tanah gedung hingga hasil dekomposer mayat dapat menyebar luas nutrisinya ke tumbuhan yang ada dilingkungan gedung tersebut. Adapun pada hasil dekomposer mayat ini ternyata dapat meghasilkan panas, yang kemudian dimanfaatkan oleh peneliti untuk menghangatkan ruangan atau rumah penduduk. Dikarenakan rumah yang ada dilingkungan negara luar sangat membutuhkan penghangat untuk ruangannya, karena iklim dan suhu disana sangat dingin.